
Sering nggak sih, bagi kalian yang baru banget pengin belajar tentang programing merasa kalau menjadi programer itu sangatlah sulit. Memang, menjadi seorang programmer yang mampu membuat aplikasi powerfull dengan kode se-efisien mungkin adalah hal sulit. Tapi jika kita terus berlajar dan berlatih maka tidak ada kata sulit, iya kan. Nah, sebenernya menjadi programer itu nggak sesulit yang kita bayangkan loh! Asal kita tahu apa saja Prinsip Dasar Programing. Iya, jadi apa saja prinsip – prinsip dasar programing itu ?
Ayo kita bahas sekarang !
1. Keep It Simple, Stupid (KISS)
Singkatanya KISS, tapi bukan berarti ciuman ya, jangan salah arti!
Keep it Simple (KISS) merupakan prinsip yang mengajarkan kita untuk membuat aplikasi sesederhana mungkin dan dalam penulisan kode sesingkat mungkin dengan menjaga keterbacaan kode. Jadi inget ya! Sederhana, singkat, tetap terjaga
Jangan terjebak dengan menulis kode yang begitu panjang, jika bisa di tulis singkat kenapa harus menulis yang panjang.
Contoh kode dengan penerapan KISS, seperti ini.
1
2
|
def addNumber(num1, num2):
return num1 + num2
|
Sangat simple dan mudah di baca, tapi apakah kalian tahu tujuan dari fungsi tersebut ?.
Menggunakan nama variabel yang jelas, memanfaatkan library serta menulis kode program yang diperlukan. Jadi ketika kalian membuka kode ini 6 bulan berikutnya kalian tidak akan kebingungan.
Lalu, prinsip KISS juga bisa kita terapkan dalam membuat sebuah aplikasi, atau membuat design web, dalam dunia digital marketing.


2. Don’t Repeat Yourself (DRY)
Prinsip ini mengajarkan agar kita tidak mengulang hal yang sama. Hal ini adalah kesalahan umum yang terjadi di banyak programmer di dunia. Ingat! Jangan mengulangi hal yang sama.
Dalam buku The Pragmatic Programmer DRY didefinisikan sebagai berikut:
“Every piece of knowledge must have a single, unambiguous, authoritative representation within a system.”
Apakah ini yang disebut DRY ?
Ketika membuat kode dengan logic atau data yang hampir sama, atau membuat algoritma dan fungsionalitas program yang hampir sama.
contoh :
1
2
3
4
5
6
7
|
def validasiInfo(karyawan):
if 'nama' not in karyawan:
raise Exception('Data nama pada karyawan tidak ditemukan')
if 'umur' not in karyawan:
raise Exception('Data umur pada karyawan tidak ditemukan')
if 'gaji' not in karyawan:
raise Exception('Data gaji pada karyawan tidak ditemukan')
|
Kode ini lebih tepat dari kode sebelumnya, karena sudah menerapkan prinsip DRY. Lebih mudah debug satu loop yang menangani 100 loop daripada 100 block kode yang menangani 1 loop.
Lalu, apakah DRY hanya sebatas tentang kode saja? Prinsip DRY bukan hanya sebatas tentang kode.
Tidak, prinsip DRY tidak hanya sebatas membahas kode saja, implementasi DRY juga mengacu pada fungsionalitas serta algoritma dalam program. Jadi secara luas, DRY adalah prinsip anti-perulangan yang tidak perlu.
3. You Aren’t Gonna Need It (YAGNI)
YAGNI atau You Aren’t Gonna Need It adalah prinsip untuk menulis kode yang kalian butuhkan sekarang dan tidak membuat kode yang mungkin akan dibutuhkan di masa mendatang. Seringkali kita sebagai developer pasti berpikir ke depan, dan kadang kala kita menulis kode dengan pikiran “nanti bakal butuh nih”. tapi hal ini tidak berlaku dalam prinsip ini.
Ketika kalian merasa ragu saat membuat kode untuk menambahkan fitur yang saat ini belum perlu, tapi menurut kalian fitur ini akan berguna dimasa mendatang. Ada hal yang perlu kalian perhatikan :
1.Saat ini apakah ada pekerjaan yang masih tertunda?
2.Apakah kalian bekerja sendiri tanpa bantuan tim?
Jika hal itu benar, maka lebih baik kalian menggunakan prinsip YAGNI.
Dengan menerapkan prinsip YAGNI, kalian akan menghemat banyak waktu dan dapat melanjutkan projekmu secara efisien.
4. SOLID
Prinsip selanjutnya, SOLID adalah sebuah akronim dari lima prinsip object-oriented design (OOD) oleh Robert C. Martin. Prinsip ini biasa diterapkan dalam pemrograman berorientasi objek.
Bagaimana dan apa saja manfaat dari prinsip ini dalam membantu kita agar lebih baik dalam menulis kode?
Prinsip object-oriented design mendorong kita untuk mendevelop sebuah program dengan membuat program yang mudah dirawat, yang mudah dimengerti serta fleksibel.
Apa saja singkatan dari Prinsip SOLID ?
Berikut merupakan singkatan dari SOLID:
- S – Single-Reponsibility Principle
Setiap class hanya punya satu tugas. Sehingga kelas itu hanya punya satu alasan untuk berubah, yakni merubah satu tugas tersebut.
- O – Open-Closed Principle
Sebuah class yang sudah ditulis dan disepakati perilakunya (behaviour), harus mudah diwariskan dan tidak boleh diubah – ubah kembali.
- L – Liskov Substitution Principle
Sebuah class turunan harus bisa menjadi pengganti class parent-nya.
- I – Interface Segragation Principle
Sebuah interface tidak boleh menyediakan semua service untuk client objek. Satu interface hanya memiliki satu tugas spesifik untuk tiap clientnya.
- D – Depedency Inversion Principle
Modul dengan level tinggi tidak boleh bergantung pada modul dengan level rendah. Keduanya harus bergantung pada abstraksi, dan abstraksi harus bergantung pada detail.
Untuk pembahasan lebih detail tentang SOLID :Prinsip S.O.L.I.D Dalam Pemrograman Berorientasi Objek
5. Separation Of Concerns (SOC)
Prinsip yang ke lima ada Separation Of Concerns, prinsip ini adalah versi abstrak dari prinsip single responsibility dan interface segragation pada prinsip SOLID.
Makna dari Prinsip ini adalah bahwa sebuah program harus dirancang dengan bagian yang berbeda – beda, dan setiap bagian tidak boleh memiliki akses satu sama lain.
Contoh dari penerapan prinsip ini ada pada konsep Model-View-Controller (MVC). MVC membagi program menjadi 3 bagian : penanganan data (model), penanganan logic (controller) dan penanganan tampilan (view).

Nah, di setiap bagian dari MVC ini memiliki bagian – bagian yang berbeda. Kode yang menangani database pada model tidak tahu cara menampilkan data tersebut pada browser. Kode pada tampilan menangani input user, tapi untuk proses nya akan ditangai oleh bagian logic. Setiap bagian tersebut sepenuhnya independen atau tidak terikat satu sama lain.
Hasil dari penerapan prinsip ini membuat kode mudah untuk di_debug_. Sehingga, kalau kalian ingin mengubah kode pada tampilan, kalian tidak perlu kawatir bagaimana data akan disimpan atau bagaimana logic proses akan bekerja.
6. Clean Code
Konsep Clean code adalah konsep penulisan kode script aplikasi dengan format yang baik dan benar serta rapi, tujuanya memudahkan penulis atau orang lain memelihara (maintanance) kode yang kita buat.
Clwan Code tidak hanya sebuah prisip melain sebuah keharusan dalam membuat kode yang baik.
Kode yang baik adalah kode yang mudah dibaca, meninggalkan komentar seperlunya, mematuhi style code yang disepakati bersama (team).
Untuk pembahasan lebih detail tentang Clean Code : Menerapkan Clean Code Pada Script Kita
7. Debugging Principle
Apa itu debugging?
Debugging adalah proses dalam mengidentifikasi, memperbaiki kesalahan serta potensi kesalahan yang tertulis pada sebuah program. Sehinggga menyebabkan terjadinya output yang tidak diinginkan.
Prinsip apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan debugging?
- Identifikasi masalah untuk memutuskan dimana debugger akan diterapkan.
- Pasang tempat berhenti atau pause (breakpoint) pada baris yang dianggap krusial.
- Periksa apakah variabel pada kode tersebut memunculkan output yang benar.
- Jika output salah, perbaiki kode yang menyebabkan masalah tersebut.
- Jika proses perbaikan selesai atau output sudah benar, lanjutkan ke breakpoint selanjutnya.
- Setelah semua proses selesai, jalankan program dari awal sampai akhir dan lihat apakah sudah sesuai ekspetasi.
Prinsip debugging seperti ini memang sangat rumit dan ribet, tapi hal ini sangat membantu kamu dalam meminimalisir terbuangnya waktu.
Nah, sekarang sudah tahu kan prinsip – prinsip dasar programing, semoga dengan adanya prinsip – prinsip dasar programing ini dapat menabah wawasan dan ilmu baru untuk kamu yang ingin mulai berkecimbung di dunia pemrograman, dan hal yang paling terpenting adalah tetap mencoba dan jangan berputus asa.
Sumber artikel : https://www.anbidev.com/blogs/