Kira kira berapa banyak pekerja yang stres dengan kerjaanya ? barangkali di setiap company ada saja pekerja yang terkena yang namanya stres. Terlalu banyak job, terlalu banyak jam kerja, terlalu banyak yang dipikirkan, dan sedikit refreshing. Maka yang ada adalah stres gila karena kerja. don’t crazy at work.
Sekarang lihat juga ada yang bekerja overtime, pagi, siang, sore, malam, pagi lagi kerja terus tapi dia enjoy aja. Nah ini yang namanya gila kerja. Jadi paham nya bedanya gila karena kerja dan gila kerja. Yups betul sekali, bedannya di tengah ada kata karena nya… wadesiggg.
Pada intinya 2 hal itu kurang bagus untuk kesehatan, untuk kesehatan badan, kesehatan pikiran dan kesehatan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Kebanyakan orang kebanyakan kerjaan tapi sedikit yang selesai. Tiba-tiba dipikiran melintas ide mencari lahan baru di planet namex, langsung dah di eksekusi step awal bikin pesawat roket. Baru bikin sayap separo, muncul ide lagi untuk membuat antivirus corona pake smadav langsung deh coding bikin algoritma untuk melewati paru-paru tanpa bernafas. (haha.. contoh nya ngaco bener… wkwkwk). okelah itulah yang dinamakan….
People working more, but getting less done
Don’t crazy at work
Sebagian besar tulisan ini diambil dari buku It Doesn’t Have to Be Crazy at Work karya Jason Fried and David Heinemeier Hansson
Nah gaess, biar engga stress maka hidup itu harus balance atau seimbang kita sebut work life balance. Work life balance ini perlu adanya kerjasama yang baik antara pekerja dan pemberi kerja, terutama pemberi kerja hendaklah lebih memberikan hal-hal untuk memanusiakan pekerja sehingga terciptalah itu yang namanya work life balance. Terusss… apa saja poin-poin agar itu tercipta kemanusiaan yang adil dan beradab, eh work life balance maksudnya… hehe.
Kurangi distraksi, banyakin fokus
Disini siapa yang bekerja sambil scroll FB/IG hayo… dijamin kerjaan nya g selesai-selesai (kecuali memang kerjaan nya scroll FB/IG). Atau yang lebih kurang terasa kalo itu adalah distraksi contohnya notifikasi grup WA, sepele tapi jadi men-distraksi kerjaan sehingga tidak fokus. Apa lagi kira2? o ya rapat dadakan, atau kebanyakan rapat. Rapat RT ikut, rapat PKK di undang, Rapat ibu-ibu komplek perumahan jadi pengurus. Baru duduk mau coding eh dipanggil, eh tong… sini kita meeting ama client bentar bahas RAB bulan lalu. Jadi kurangi rapat, rapat hanya untuk hal urgent saja. Terus GIMANA KOORDINASI kalo jarang rapat ? ow tenang-tenang.. jangan ngegas gitu donk…
Jaman sekarang yang udah lumayan serba canggih termasuk dalam hal komunikasi, memungkinkan kita untuk berkomunikasi dengan cara tidak langsung atau disebut “asyncronous communication“. Komunikasi dengan mengirim pesan melalui media seperti WA/TG/FB/voice note dll dimana penerima pesan tidak harus menjawab pesan saat itu juga, namun dijawab ketika sudah ada waktu untuk menjawab. Manfaatnya adalah ketika sedang bekerja, kita tidak terganggu dengan adanya ajakan komunikasi sehingga kita tetap bisa fokus dalam bekerja.
Begitu juga ketika kita ingin mengirim pesan, kirimlah hanya kepada orang yang bersangkutan saja jangan ke grup yang isinya banyak orang. Karena itu akan mengganggu fokus dari orang-orang yang ada di grup. Harapannya dengan async comunication kita tidak perlu takut kehilangan info karena info untuk kita hanya akan dikirim ke kita saja. Malahan kita enjoy jika ketinggalan info, karena info itu memang bukan untuk kita. Penerapan async comunication akan membuat minim rapat, minim distraksi/gangguan, lebih fokus bekerja sehingga berefek jam kerja berkurang dan mengurangi stres.
asynchronous communication first, real-time second.
Pikirin efektifitas, delegasikan produktifitas
Coba renungkan… semakin produktif semakin sibuk, semakin efektif semakin banyak waktu luang. Bener g?… beda lagi kalo banyak waktu luang tapi kelihatan sibuk, nah kalo ini namanya so’ sibuk tapi tidak produktif. Jadi kalo Anda ingin punya waktu luang berpikirlah bagaimana caranya bekerja efektif. Dengan bekerja efektif maka waktu luang akan bertambah tanpa mengurangi produktifitas. Loh ko bs? gmn caranya?
Efektif adalah menemukan cara agar menghemat waktu.
Produktif adalah memenuhi waktu dengan pekerjaan dan hasil sebanyak-banyaknya.
Suatu pekerjaan akan cepat selesai, jika… tidak dikerjakan
quote yang ngleneh tapi ada benernya… Suatu pekerjaan akan cepat selesai, jika… tidak dikerjakan sendiri, tapi dikerjakan oleh orang lain/benda lain yang ahli. Manusia berpikirlah efektif lalu delegasikan pekerjaan kepada benda lain semisal mesin atau alat bantu, terutama yang sifatnya rutinitas. Biarkan mesin yang sibuk produktif, manusia punya waktu luang tambahan yang bisa dimanfaatkan untuk hal lain. Jadi tugas mesin adalah produktif, tugas manusia adalah efektif. Dengan begitu harapannya bertambah waktu luang, berkurang pekerjaan.
Efektifitas lebih penting dari produktifitas.
Perhatikan dan sejahterakan pekerja/tim Anda
Sebagai pemberi kerja/company maka sudah selayaknya untuk memanusiakan pekerja agar tercipta work life balance. Pekerja adalah manusia juga, maka kebutuhannya tidak jauh berbeda dengan pemberi kerja yakni seperti kebutuhan keluarga, waktu bersama keluarga, waktu liburan, ibadah, finansial, kesehatan, aktualisasi diri, upgrade skill kompetensi dll. Kebutuhan-kebutuhan itu hendaknya menjadi perhatian dari pemberi kerja/company.
Company bukan keluarga pekerja. Company adalah pendukung keluarga pekerja. Ketika company menjadi keluarga maka waktu bersama real family/keluarga akan berkurang dan kurang terperhatikan. Justru company seharusnya menjaga dan melindungi waktu pekerja bersama keluarganya.
Dengan begitu akan tumbuh kenyamanan dan rasa aman bagi pekerja dan akan berefek pada loyalitas dan berkelanjutan jangka panjang. Diantara bentuk perhatian company kepada pekerja yakni
- waktu libur yang cukup
- gaji yang memadahi
- ekspektasi yang masuk akal
- pelatihan upgrade kompetensi
- fasilitas pendukung pekerjaan
Don’t crazy at work for your team guys. make them happy
Sayangi diri Anda, hidup bukan hanya tentang bekerja
Seperti yang sudah kita tahu bersama bahwa setiap kesuksesan perlu adanya goal, namun sayang nya goal itu tidak peduli dengan perasaan dan kondisi Anda.
Your goals don’t care how you feel
Memang untuk sukses dan mencapai goal perlu pengorbanan, tapi bukan berarti harus mengorbankan segalanya.
Kita bisa menjadi sukses tanpa harus meninggalkan hobi kita.
Kita bisa menjadi sukses dan tetap bisa bermain dengan anak istri kita.
Kita bisa menjadi sukses walaupun kita sering kongkow dengan teman kita.
Kita bisa menjadi sukses walaupun sesekali kita memanjakan diri dengan bermalas-malasan. Remember don’t crazy at work.
Fokus pada customer bukan kompetitor
Pernah mendengar quote ini?
Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain, tapi bandingkan dirimu dengan diri sendiri kemaren”
Kalimat itu tepat sekali karena sesungguhnya membanding-bandingkan akan membuatmu merasa tidak tenang, tidak bahagia dan kecewa atas segala usaha dan pencapaian yang sudah di raih.
Kamu dan tim-mu atau perusahaanmu berhak bahagia dalam bekerja dengan versi sendiri, bukan versi mereka. Jadikan kompetitor sekedar referensi dan teman kolaborasi daripada berkompetisi dan saling memusuhi. Fokus pada customer, bandingkan pelayanan kemaren dengan hari ini dan perbaiki agar lebih baik lagi.
Stop comparing your journey with somebody else’s. Not all flower blossom at the same time
Not goal but best daily activity
Apakah kita
ingin banyak profit ? yess
ingin banyak revenue ? tentu
pengin lebih efektif ? yap
pengin bikin produk yang lebih mudah, cepat dan berguna ? ya tentu saja
pengin bikin customer happy ? absolutely
tapi apakah kita ingin itu semua dengan mengejar goals/target ? No, thanks
Goal atau target secara umum perlu terutama pada visi company namun target yang spesifik hanya akan membuat kita tertekan dan tidak menikmati indahnya bekerja. Alih-alih kita memikirkan dan set target yang banyak dan spesifik lebih baik kita fokus pada melakukan pekerjaan harian yang terbaik. Don’t crazy at work because of too many goal
Set Plan jangka pendek saja
Planning ini mirip dengan target, ya beda dikit lah…
Tanpa rencana kita akan kehilangan arah dan kehilangan arah akan membuat kegagalan.
if you fail to plan, you plan to fail
Jadi membuat plan itu penting untuk meminimalisir kegagalan. Namun kebanyakan plan justru kurang bagus, karena akan membuat fleksibilitas dalam bergerak dan bermanuver menjadi kaku. Selain itu terlalu banyak plan juga membuat kekecewaan ketika plan-plan tersebut mengalami kegagalan. Kita tidak tahu masa depan apa yang akan terjadi sehingga rencana masa depan tidak perlu di set terlalu jauh.
Lebih penting menyusun rencana saat ini dan rencana kemudian. Menyusun rencana saat ini artinya kita adaptive terhadap situasi dan kondisi saat ini. Menyusun rencana kemudian berarti kita menentukan langkah selanjutnya jika saat ini tercapai. Dengan bersifat adaptive kita akan fleksibel dan gesit terhadap tantangan yang datang menghampiri kita.